Gunung Kidul, Yogyakarta
Pada bulan Desember 2017, Saya ada pekerjaan didaerah Gunung Kidul, Yogyakarta. Ya namanya juga tugas kantor, sudah pasti semua biaya ditanggung kantor, hehe. Singkat cerita Saya dan tim mendapat tugas dari kantor di wilayah Patuk, Yogyakarta. Yang belum tahu dimana Patuk, Patuk itu adalah nama sebuah Kecamatan di wilayah Gunung Kidul, Yogyakarta, akses menuju ke Kecamatan ini cukup berat, karena memang berada di ketinggian dan berada di tengah pegunungan. Patuk ini terkenal dengan beberapa tempat wisatanya, yang paling terkenal di wilayah ini adalah Gunung Api Purba Nglanggeran, dan juga Embung Nglanggeran. Disini Saya akan mereview sedikit tentang 2 objek wisata yang Saya datangi tersebut.
Dari tempat Saya melaksanakan tugas kantor, untuk menuju ke Embung Nglanggeran, kita masih harus naik lagi keatas, untuk akses jalan berbatu dan cukup untuk dilalui sebuah mobil mini bus. Dari desa Patuk, perjalanan ke Embung Nglanggeran menghabiskan waktu kurang lebih 1 jam, dengan medan yang menanjak dan bebatuan.
Embung Nglanggeran
Ternyata Embung Nglanggeran adalah sebuah penampungan air di atas gunung, yang dibuat oleh warga sekitar untuk menampung air hujan dan untuk aliran air ke sawah warga sekitar. Embung ini terbuat dari sebuah kubangan yang cukup besar, dilapisi dengan seperti plastik tebal dan lebar untuk menampung air.
Tidak lama kami disana karena hanya melihat air yang tenang dan pemandangan disekitarnya.
Kemudian kami berlanjut ke tempat wisata kedua, yakni Gunung Api Purba, Nglanggeran.
Gunung Api Purba dari Ketinggian
Untuk menuju ke tempat wisata gunung api purba ini ternyata kami harus turun lagi ketempat dan jalan yang sudah kami lalui tadi ketika menuju ke Embung Nglanggeran. Menurut informasi dari rekan kerja saya yang asli orang Yogyakarta, gunung api purba ini sebenarnya dahulu kala menyatu dengan Gunung Merapi, namun karena meletusnya Gunung Merapi pada beribu tahun yang lalu akhirnya menyisakan beberapa bebatuan tinggi yang memang seperti gunung, salah satunya adalah Gunung Api Purba ini.
Pintu Masuk Gunung Api Purba, Nglanggeran
Selayaknya gunung pada umumnya, perjalanan menuju Gunung Api Purba ini kita harus mendaki, karena kami semua tidak mempunyai persiapan khusus untuk mendaki jadi kami semua memutuskan tetap mendaki dengan bawaan dan pakaian yang kami gunakan, karena menurut informasi dari penjaga, untuk menuju ke puncak gunung api ini tidak lama, hanya sekitar kurang lebih 2 jam perjalanan kaki.
Salah satu jalan yang harus dilalui
Sesuai gambar diatas, itu adalah salah satu jalan yang harus kami lalui untuk menuju ke puncak gunung api purba, kami harus melalui beberapa celah batu besar, hutan, bahkan harus naik dengan sudut kemiringan hampir 90 derajat, namun disediakan tali atau tambang untuk menaiki jalan tersebut. Suhu disana cukup dingin selayaknya gunung yang berada diketinggian. Setelah perjalanan lebih dari satu jam, akhirnya sampailah kami di puncak Gunung Api Purba, Nglanggeran.
Puncak Gunung Api Purba, Nglanggeran
Di puncak gunung tersebut terdapat sebuah bendera Merah Putih yang memang sengaja di pasang oleh pihak pengelola Gunung Api Purba tersebut. Sesuai gambar, Puncak Gunung Api Purba berada di 700 Meter di atas permukaan laut. Puncak gunung purba adalah seperti sebuah batu besar, kiri kanan kita akan melihat hutan, pemukiman warga, persawahan dan beberapa tebing yang hampir sama dengan gunung ini. Angin diatas puncak ini sangat kencang (bisa dilihat dari berkibarnya bendera). Tidak lama kami dipuncak dan karena cuaca disana sudah sangat gelap pertanda mau hujan, akhirnya kami semua memutuskan turun.
Saya dan tim dengan view dari Puncak Gunung Api Purba, Nglanggeran
Sekian dan terima kasih.
Note :
-Mohon maaf bila ada kesalahan informasi dalam artikel ini
-Artikel ini dibuat berdasarkan perjalanan pada bulan Desember 2017














